Kejahatan Israel Tercatat 1000 Kasus Lebih

Kejahatan Israel Tercatat 1000 Kasus Lebih

TEHERAN (KONTEKAJA) - Komite Dokumentasi Fakta untuk Menjerat Para Penjahat Perang Israel mengumumkan, telah mencatat lebih dari 1000 kasus kejahatan Israel yang dilakukan terhadap bangsa Palestina selama agresi 22 harinya.

Dhiya' Al-Madhun, Ketua Dokumentasi Fakta untuk Menjerat Para Penjahat Perang Israel menyatakan, komite ini tengah bekerjasama dengan kelompok Eropa "Unit Keadilan" yang terdiri atas 340 organisasi internasional untuk menjerat para penjahat perang Israel.

Al-Madhun juga memuji sikap Iran yang meminta kepada Polisi Internasional (Interpol) agar menangkap 25 pejabat Israel selaku penjahat perang.

Terkair masalah ini, Direktur Eksekutif Unicef Ann Veneman melawat Gaza untuk mendapatkan informasi langsung mengenai tingkat krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.

Veneman menegaskan bahwa dalam agresi brutal militer Israel ke Gaza, lebih dari 430 anak-anak tewas dan 1872 lainnya cedera. Fakta ini membuktikan betapa dahsyatnya kejahatan Rezim Zionis Israel.

PBB juga menuntut agar diambil sikap lebih tegas mengenai pelanggaran aturan internasional oleh Rezim Zionis Israel. Komisaris Tinggi Organisasi Bantuan Kemanusiaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Karen Abuzayd menegaskan, langkah-langkah Rezim Zionis Israel seperti membangun pemukiman zionis dan aksi-aksi kekerasan telah melanggar perjanjian Peta Jalan.

Hesham Yusuf, Kepala Staf Kantor Amr Moussa mengumumkan, telah tiba waktunya mengakhiri aksi perusakan dan kejahatan Rezim Zionis Israel. Seraya menyebut Israel melanggar aturan internasional,

Hesham Yusuf menekankan bahwa Liga Arab terus berusaha untuk menjerat para penjahat perang Gaza dan mengharapkan PBB berusaha ikut membantu sekuat tenaga dalam masalah ini.

Gelombang protes atas kejahatan Israel bahkan menyebar ke kalangan Yahudi. Para rabi Yahudi anti Zionis dan pendudukan Palestina menyebut haram memakai pakaian militer dan polisi Israel.

Di sisi lain, berbagai data yang dikeluarkan Rezim Zionis Israel menyebut banyak pemuda Israel yang menolak masuk tentara dan polisi Israel. Tamar Katz, pemuda berusia 19 tahun telah tiga kali dijebloskan penjara dengan tuduhan menolak bergabung dengan militer Israel.

Katz berkata, "Saya sudah tiga kali dijebloskan ke penjara karena tidak ikut wajib militer dan perang." Terakhir kali ia dipenjara selama 21 satu hari akhir tahun lalu sebelum perang Gaza.

Katz menuturkan, "Hati nurani saya tidak dapat menerima bergabung dengan militer Israel." Ia tidak ingin menjadi bagian dari militer penjajah yang telah menyerang berbagai daerah. Katz tidak lupa mengatakan bahwa militer Israel membunuh warga sipil.irib


sumber:

http://www.kontekaja.com/article.php?id=5014&page=1

Komentar

Postingan Populer