Tindakan Israel Tak Bermoral

Tindakan Israel Tak Bermoral

GAZA CITY, KAMIS - Dunia mengecam pembantaian terhadap 18 warga sipil Palestina yang dilakukan pasukan Israel di Beit Hanoun, Gaza utara, Rabu dini hari. Tindakan Israel tersebut dianggap keterlaluan dan tidak menghormati norma serta aturan internasional yang melarang serangan terhadap warga sipil.

Kecaman keras antara lain datang dari dua badan kemanusiaan internasional, Kamis (9/11). Komite Internasional Palang Merah (ICRC) menilai, pembantaian yang dilakukan Israel terhadap warga sipil Palestina sebagai tindakan yang melampaui batas. Tindakan tersebut melanggar hukum kemanusiaan internasional yang melarang penyerangan terhadap warga sipil.

"Warga sipil tidak seharusnya menanggung akibat konflik," kata Dominik Stillhart, Kepala ICRC untuk Wilayah Israel dan Palestina.

Unicef juga sangat prihatin dengan tindakan yang dilakukan Israel terhadap warga sipil Palestina, apalagi sebagian korban adalah anak-anak.

Kecaman keras juga datang dari pejabat negara anggota Liga Arab, Uni Eropa, Nonblok, Meksiko, dan PBB. Menteri Luar Negeri Ahmed Aboul Gheit, melalui pernyataan yang dikirim ke redaksi Kompas, mengecam keras pembantaian di Beit Hanoun. Tindakan tersebut dianggap sebagai tidak bermoral, tidak berperikemanusiaan, dan melanggar hukum serta konvensi internasional.

Suriah meminta PBB memberi sanksi terhadap Israel atas tindakan teroris yang mereka lakukan terhadap warga Palestina.

Utusan khusus PBB untuk Timur Tengah, Alvaro de Soto, mengaku sangat terkejut dengan serangan Israel ke rumah warga sipil di Beit Hanoun.

Dia mendesak Israel menghentikan tindakan semacam itu dan operasi militer lainnya di Palestina. Sebaliknya, pihak Palestina harus menghentikan serangan roket ke wilayah Israel.

Di Cairo, Liga Arab menyatakan bahwa pembunuhan terhadap 18 warga Palestina sebagai pembantaian. Organisasi itu meminta DK PBB segera menggelar sidang darurat untuk membahas masalah ini.

"Ini adalah pembantaian terhadap anak-anak, perempuan, dan warga sipil yang tidak bisa dibenarkan, tidak bisa dipahami, dan tidak diperkirakan sebelumnya. Kebijakan Israel di wilayah Palestina sudah keterlaluan," kata Sekjen Liga Arab Amr Mousa.

DK PBB mengatakan, pihaknya menjadwalkan pertemuan khusus, Kamis malam, yang akan membahas kemungkinan sidang darurat mengenai pembantaian di Beit Hanoun.

Sejumlah negara UE menolak keras tindakan Israel yang melampaui batas dalam menggunakan kekuatannya. "Sulit untuk melihat apa yang diinginkan dari tindakan seperti ini dan bagaimana hal seperti ini dapat dibenarkan," kata Menlu Inggris Margaret Beckett.

Menlu Italia Massimo d’Alema menyatakan, serangan Israel tidak bisa diterima. Sementara Turki mengatakan, Israel melampaui batas dalam menggunakan kekuatannya terhadap Palestina.

Pemerintah Rusia menilai serangan Israel terhadap Palestina hanya memperburuk hubungannya dengan Palestina. Tindakan semacam ini membuat upaya perdamaian menjadi sukar dilakukan.

Kecaman atas peristiwa pembantaian 18 warga Palestina juga disampaikan sekitar 200 warga Israel yang berunjuk rasa di Tel Aviv, Rabu. Mereka menyatakan, tangan Pemerintah Israel berlumuran darah.

Kelompok pembela HAM Isarel B’Tselem menuntut penyelidikan kriminal atas peristiwa pembantaian di Beit Hanoun. Lembaga itu menganggap tindakan itu sebagai kejahatan perang.

Sikap AS dan Israel

Dari Washington dilaporkan, Presiden AS George W Bush menyatakan kesedihan yang mendalam atas jatuhnya korban akibat serangan Israel terhadap sejumlah rumah di Jalur Gaza. Bush meminta Israel segera menginvestigasi serangan itu.

Menanggapi berbagai kecaman yang datang bertubi-tubi, Perdana Menteri Israel Ehud Olmert menyatakan penyesalannya atas terbunuhnya warga sipil dalam serangan ke Beit Hanoun.

Secara terpisah, Menteri Pertahanan Israel Amir Peretz memerintahkan penyelidikan dan meminta hasilnya pada Kamis malam. (AP/AFP/BBC/BSW)


sumber:

http://www2.kompas.com/ver1/internasional/0611/10/043823.htm

Komentar

Postingan Populer